TEKNO -- Pemerintah Provinsi Papua menilai Kabupaten Biak Numfor layak untuk dibangun tempat peluncuran pesawat antariksa dan menjadi simpul pengiriman barang kargo internasional di kawasan Pasifik. Pulau Biak memiliki keunggulan letak geografis yang sangat dekat dengan garis katulistiwa, dan memiliki struktur geologis yang solid.
“Untuk itu, kami sangat mendukung rencana Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Dataran Biak adalah karang. Jangankan untuk bandara luar angkasa, untuk menjadi simpul pengiriman barang kargo ke wilayah Pasifik dan sekitarnya juga sangat layak,” kata Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal di Jayapura, dikutip dari rilis resmi LAPAN, Senin (11/11/2019).
Tinal menyatakan jika Biak berhasil dikembangkan menjadi tempat peluncuran pesawat luar angkasa serta simpul pengiriman barang di kawasan Pasifik, dampak ekonominya akan bagus bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
“Kalau nanti lahannya terkendala masalah adat, ya silahkan diselesaikan menurut adat setempat. Tetapi kalau lahannya punya TNI Angkatan Udara atau Angkatan Laut, silahkan selesaikan secara normatif. Tidak ada yang rumit di Papua. Yang terpenting diputuskan dan dibicarakan dengan baik,” ujar Tinal.
Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) LAPAN di Tangerang, Banten, pada Kamis (7/11/2019) diputuskan bahwa LAPAN akan membangun bandara antariksa pertama di Indonesia di Biak Utara, Papua.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan alasan utama pemilihan lokasi di Biak, karena paling dekat dengan ekuator, selain itu pemilihan Desa Soukobye di Kabupaten Biak Numfor, karena posisinya yang sekitar satu derajat Lintang Selatan dan berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik.
"Alasan utamanya pertama karena Biak itu paling dekat dengan ekuator. Untuk peluncuran, itu aman bagi titik jatuhnya," kata Kepala LAPAN.
Dalam Rakornas tersebut, berbagai pandangan dari stakeholder disatukan terkait perencanaan pembangunan dua Bandar Antariksa pertama di Indonesia. Yaitu Bandar Antariksa skala kecil untuk uji terbang dan peluncuran roket-roket kecil serta Bandar Antariksa besar.
"Bandar Antariksa yang besar akan dibangun dengan kemitraan internasional," ungkap Thomas lagi.
LAPAN menargetkan pada 2024 pembangunan Bandar Antariksa tersebut sudah dapat diselesaikan, walaupun belum sempurna. "Setidaknya bisa kami pakai untuk uji terbang," ucapnya.
Slider
Tag Terpopuler
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar